Simulasi ini tidak hanya berhenti di satu titik. Agustina berencana memperluas penggunaan metode deteksi ini ke titik-titik krusial lainnya, termasuk area Pandanaran dan Ahmad Dahlan, serta memastikan konektivitas saluran dari hulu ke hilir.
Upaya ini dilakukan sekaligus untuk memperbarui peta drainase kota yang sejarah perencanaannya sempat terputus puluhan tahun.
“Penanganan banjir memang dilakukan berlapis. Ada tim-timnya sehingga ketika di Simpang Lima sudah teratasi, tetapi tetap banjir, kami akan tangani hulunya pula. Oleh karena itu ada tim yang menangani hilir, hulu, dan titik-titik lain agar aliran air terkendali,” ungkapnya.
Selain upaya teknis dari pemerintah, dia turut menyoroti pentingnya peran serta masyarakat. Dalam penelusuran tersebut, ditemukan penyalahgunaan fungsi sungai di bawah jembatan yang dijadikan tempat penumpukan barang bekas, yang berpotensi menghambat aliran air.












