Dirinya menegaskan bahwa peringatan tersebut akan menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Semarang untuk memperkuat nilai patriotisme di kalangan masyarakat, khususnya anak muda.
“Pertempuran Lima Hari di Semarang ini akan menjadi ritual tahunan yang mengingatkan betapa proses untuk memaknai, mengambil, dan kemudian mengisi kemerdekaan ini sangat berat,” kata Agustina.
“Maka kita sebagai generasi penerus harus lebih serius dalam membangun Kota Semarang,” imbuhnya.
Agustina juga menekankan pentingnya pelibatan generasi muda dalam kegiatan sejarah agar mereka memahami makna pengorbanan para pejuang.
“Kita harus lebih serius. Anak-anak muda harus mengerti dan menghayati pertempuran ini. Setiap tahun akan kita buat lebih besar agar yang belajar sejarah juga semakin banyak,” jelasnya.
Tahun ini, peringatan PPLHS dikemas lebih atraktif atas arahan langsung Wali Kota. Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekendar, menyebut kegiatan ini melibatkan lebih dari 1.900 peserta dari unsur TNI, Polri, pelajar, Pramuka, dan komunitas seni.












