Sementara itu, Ketua Yayasan Sam Poo Kong Semarang, Mulyadi Setiakusuma, menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan berbagai pihak, termasuk dari Pemerintah pusat, Pemprov Jawa Tengah, dan Pemkot Semarang.
“Kami berterima kasih atas atensi dari pemerintah pusat, hadirnya utusan khusus presiden Bapak Profesor Dr. Purnomo Yusgiantoro, kehadiran langsung Ibu Wali. Ini menjadi semangat bagi kami untuk terus mengembangkan Festival Cheng Ho agar lebih besar dan melibatkan kota-kota lain di Indonesia,” ujar Mulyadi.
Mulyadi juga menekankan bahwa Laksamana Cheng Ho adalah simbol perdamaian dan akulturasi.
Kehadirannya di Semarang meninggalkan warisan budaya yang masih hidup hingga kini, seperti lumpia sebagai ikon kuliner Tionghoa Jawa.
“Festival ini bukan milik satu komunitas, tapi untuk seluruh warga Semarang. Ini adalah kekuatan budaya yang menyatukan, bukan memecah. Semakin kita jaga, semakin kuat ekonomi dan toleransi kota ini,” jelasnya.