Sementara itu, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Agustina itu berpendapat, aksi anarkis mahasiswa tersebut terjadi karena kurangnya pengalaman dalam menyampaikan aspirasi dengan baik dan benar.
“Hari ini para pemimpin BEM mengambil tanggung jawab untuk mengantar 5 kawannya yang mengambil keputusan yang keliru dan sekarang berada dalam posisi yang sulit,” ujar Agustina.
“Tugas pemimpin mencari jalan yang sudah pas. Yang mau langsung datang, ini saya suka,” imbuhnya.
Menurutnya, saat mengikuti aksi, mahasiswa juga harus melihat situasi. Jika sudah mengarah pada kericuhan, hendaknya menahan diri bukannya semakin maju terpancing.
“Kita juga tidak ingin kalian tidak turun ke jalan. Memang tugas kalian harus menjadi kritis, menjadi penggerak, menjadi pendobrak sesuatu. Tetapi sebagai kaum terpelajar kalau kita mau melakukan sesuatu, itu harus ada ukurannya,” ungkapnya.