Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Semarang telah menunjukkan peningkatan pesat, dan berharap dapat mendekati 8% pada akhir tahun, sehingga kegiatan berbasis komunitas seperti ini menjadi penunjang penting.
“Otomatis kalau akan memamerkan karya (ada lomba di tingkat kecamatan), warga akan bersih-bersih juga. Ekonomi di situ akan mulai bergerak, dari UMKM dan lain sebagainya karena ada keramaian,” ujarnya.
“Dan saya bersyukur karena masyarakat itu gibras. Artinya Pemkot Semarang melemparkan ide untuk pariwisata, disukai banyak orang. Kita melempar ide untuk membangkitkan kebersihan misalnya, semuanya respon,” lanjutnya.
Lomba Melukis Payung dan Kipas 2025 diikuti sekitar 400 peserta untuk lomba melukis kipas pada Sabtu, 18 Oktober 2025 dan lomba melukis payung pada Minggu, 19 Oktober 2025.
Lomba ini mengusung tema “Warak Ngendog” Simbol Harmoni Budaya Jawa, Arab, dan Tionghoa, bertujuan untuk melestarikan budaya lokal secara kreatif, menanamkan semangat toleransi sejak dini, dan menghidupkan ruang publik dengan aktivitas seni yang inklusif.












