Sementara Aglaonema, yang oleh masyarakat Jawa sering disebut sri rejeki melambangkan keberuntungan dan pertumbuhan baru.
“Saya melihat pameran ini selain kompetisi, juga menjadi sarana untuk memanjakan mata dan ruang pertemuan bagi orang-orang yang telaten, merawat kehidupan sehelai demi sehelai,” kata Agustina.
“Saya pernah merasakan bagaimana merawat bunga itu memberi rezeki yang luar biasa. Dan pameran, kontes, atau festival adalah momen yang ditunggu oleh para pemilik tanaman hias,” imbuhnya.
Tercatat sebanyak 262 peserta mengikuti kontes Anthurium dan 265 peserta untuk kategori Aglaonema.
Pameran ini juga menghadirkan 44 stan peserta tanaman hias dari berbagai kota dan kabupaten, termasuk Jawa Timur dan Sragen.
Menurut Agustina, angka ini menunjukkan bahwa Semarang mulai diterima sebagai tuan rumah yang menjanjikan untuk penyelenggaraan pameran tanaman hias berskala lebih besar.












