Ia menambahkan, kesadaran masyarakat terhadap perencanaan keluarga juga terus meningkat.
Anak muda kini cenderung menunda pernikahan untuk fokus pada pendidikan dan karier.
“Tren pernikahan di bawah usia 19 tahun terus menurun. Ini menunjukkan bahwa generasi muda sudah mulai berpikir matang dalam merencanakan masa depan,” jelasnya.
Untuk memperluas jangkauan layanan, Disdalduk KB aktif menggelar sosialisasi dan pelayanan langsung di 16 kecamatan setiap bulan.
“Dalam sebulan, kami turun sekitar 20 kali ke lapangan. Ada yang dua kali sebulan, ada yang sekali, tergantung kebutuhan di wilayahnya,” paparnya.
Selain melalui Mobil Unit Pelayanan KB (MUYAN KB), Pemkot Semarang juga bekerja sama dengan rumah sakit dalam memberikan layanan KB, termasuk untuk pria. Menariknya, minat masyarakat terhadap KB pria kini meningkat pesat.
“Pada 2024 capaian KB pria baru sekitar 46 persen. Tapi tahun 2025 ini sudah lebih dari 100 orang yang menjalani vasektomi,” ungkap Lilik.












