Hal ini menunjukkan betapa mendesaknya kebutuhan akan pembinaan yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
“Piala Suratin yang digelar oleh Asprov Jawa Tengah pun kita Kota Semarang tidak ikut, ini merupakan tanggung jawab dari pengurus Askot,” jelasnya.
Pihaknya menekankan bahwa, betapa pentingnya konsolidasi antar klub untuk membangun sepak bola yang profesional dan maju di Kota Semarang.
Kondisi saat ini, di mana tidak ada prestasi membanggakan, menjadi cerminan dari kurangnya kompetisi berkelanjutan.
Klub-klub, SSB, dan kelompok umur dari U 12 hingga senior berharap adanya kompetisi yang terus-menerus.
Supriyadi berharap dukungan dari pemerintah kota, terutama walikota terpilih, untuk menyelenggarakan liga di tingkat Kota Semarang.
“Ini salah satunya untuk mencari bibit unggul agar dapat maju di kompetisi yang lebih profesional,” ungkapnya.