“Banyak BRT di Kota Semarang yang sepertinya tidak layak, bahkan asapnya sangat mengganggu masyarakat,” tegasnya.
Ia menilai, kondisi tersebut menjadi contoh nyata bahwa PAD yang terlihat besar di laporan belum tentu memberi dampak langsung terhadap peningkatan fasilitas publik.
Pelayanan dasar seperti transportasi umum, kebersihan, dan infrastruktur jalan semestinya menjadi indikator utama sejauh mana pendapatan daerah digunakan dengan efektif.
Sebagai ormas yang dekat dengan aspirasi warga, PAPDA menilai pentingnya transparansi dalam pengelolaan PAD agar publik mengetahui arah penggunaan dana tersebut.
Dalam pandangannya, upaya meningkatkan PAD tidak boleh dilakukan dengan menambah beban masyarakat kecil atau pelaku usaha mikro.
Riswan mengingatkan bahwa pemerintah daerah harus berani mencari solusi kreatif dan efisien melalui inovasi digital.