“Kebersamaan yang kita wujudkan pada pagi ini merupakan modal besar. Apalagi BMKG memprediksi puncak musim penghujan akan terjadi pada akhir 2025 hingga awal 2026, dengan potensi anomali cuaca yang semakin sulit diprediksi,” kata Wali Kota Semarang.
“Kita tidak boleh lengah, karena bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, maupun angin puting beliung bisa datang kapan saja,” tegasnya.
“Dengan hadirnya FPRB, kita berharap lahir inovasi baru untuk memperkuat program-program seperti Kelurahan Tangguh Bencana (Katana) dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Upaya ini adalah fondasi untuk membangun Semarang sebagai kota yang semakin tangguh bencana,” lanjut Agustina.
Kegiatan apel turut dihadiri jajaran Forkopimda Kota Semarang, Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah, pimpinan perguruan tinggi di Semarang, hingga perwakilan organisasi sosial.