“Artinya, kreativitas yang terus dikembangkan bisa membuat karya menjadi relevan dan berdaya,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengapresiasi peran para mentor, narasumber, dan komunitas perfilman yang turut membimbing peserta.
Kegiatan ini disebut sebagai langkah nyata dalam menciptakan ruang aman dan inklusif bagi para pelajar dan sineas muda untuk belajar, bereksperimen, dan mengembangkan imajinasi mereka.
“Kita ingin anak-anak muda Semarang bisa bebas berekspresi tanpa harus khawatir dianggap negatif. Mereka hanya butuh ruang dan dukungan agar ide-idenya bisa tumbuh. Dari sinilah muncul karya, muncul potensi, bahkan bisa menciptakan dampak ekonomi bagi masyarakat,” pungkasnya.
Iswar juga menuturkan kisah inspiratif yang berawal dari kreativitas pelajar sineas Semarang.
Ia mengisahkan bagaimana salah satu lokasi syuting film pelajar, yaitu Pantai Tiram, kini berkembang menjadi destinasi wisata populer.












