“Kami sudah melakukan berbagai upaya agar mereka mau membayar sewa dan memiliki kontrak dengan KAI. Namun, para penghuni menolak dan tetap bersikukuh,” tambah Franoto.
PT KAI telah mengirimkan tiga surat peringatan pada 8 Juli, 15 Juli, dan 22 Juli.
“Kami sudah melakukan pendekatan persuasif selama bertahun-tahun agar mereka mengontrak, tetapi mereka menolak dan mengklaim rumah tersebut milik mereka,” kata Franoto.
Di Kelurahan Randusari, terdapat puluhan aset PT KAI yang masih dihuni.
“Kami akan menertibkan aset-aset tersebut secara bertahap. Saat ini, dari 60 rumah perusahaan, 22 masih dihuni, 7 telah dikosongkan, dan 15 rumah lainnya akan kami tertibkan,” jelasnya.
Untuk mencegah penggunaan aset secara ilegal setelah penertiban, PT KAI memasang pagar dan plang di lokasi tersebut.
“Barang-barang penghuni akan kami angkut dengan truk dan disimpan di gudang. Pemilik diberikan waktu dua hari untuk mengambil barang-barang mereka. Jika penghuni beritikad baik, KAI akan mempertimbangkan solusi, tetapi karena mereka tidak beritikad baik, kami terpaksa melakukan upaya paksa,” tutup Franoto.
