Meski demikian, katanya, ini tidak sekadar menjadi tugas sekolah. Masyarakat sekitar juga perlu ikut serta dalam mempersiapkan generasi penerus.
“Di masyarakat bisa dilakukan dengan menjaga tradisi-tradisi yang ada. Misalnya saja _sopo tonggo_¸harus terus dikuatkan lagi. Sehingga apa yang diterima di sekolah juga benar-benar diterapkan di masyarakat,” kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Menurut Sarif aneka tradisi di desa, seperti _nyadran, merti desa, sedekah bumi, sambatan, gugur gunung_ juga harus dijaga. Sebab berbagai tradisi itu merupakan simbol menjaga kebersamaan, sebagai upaya kemajuan bangsa.
“Nilai-nilai luhur ini harus dilestarikan dari generasi ke generasi. Melalui gotong royong, kita belajar pentingnya saling bantu, saling menghargai, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama,” terangnya.