“Hal tersebut karena tidak ada objek di langit yang menghalau sinar matahari, sehingga penyinaran matahari yang notabene merupakan gelombang pendek menjadi maksimum pada siang hari,” ucap Yoga.
Sama halnya dengan siang hari, radiasi yang dipancarkan balik oleh permukaan bumi pada malam hari juga optimum karena langit bebas dari tutupan awan.
“Pancaran radiasi gelombang panjang dari bumi ini diiringi dengan penurunan suhu yang signifikan pada malam hari, dan mencapai puncaknya pada saat sebelum matahari terbit,” imbuhnya.
Hal itulah yang mengakibatkan udara di dekat permukaan bumi terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari.
“Sebagian besar wilayah di Jawa Tengah telah mulai memasuki musim kemarau sejak Maret 2024 lalu,” ucap dia.