“MTQ bukan sekadar kompetisi tilawah atau cabang-cabang lainnya, tetapi juga bentuk dakwah yang harus dikelola secara profesional dan bermartabat,” kata Budi Prakosa.
“Tahun 2025 kita targetkan masuk tiga besar di tingkat Jawa Tengah, dan 2026 kita harus menjadi tuan rumah yang unggul dari sisi penyelenggaraan maupun prestasi,” imbuhnya.
Rakerda juga membahas penguatan pembinaan peserta di seluruh cabang musabaqah seperti tilawah, tahfidz, tafsir, fahmil, syarhil, hingga karya tulis ilmiah Al-Qur’an (KTIQ).
Selain itu, strategi pembinaan kader pemenang MTQ secara berkala dan optimalisasi serta pengembangan sanggar LPTQ juga menjadi prioritas pembahasan dalam Rakerda tersebut.
“Insyaa Allah saya akan mensukseskan program-program apa yang menjadi tugas LPTQ. Semoga ini menjadi barokah untuk kita bersama,” pungkasnya.
Sementara itu, Hanik Khoiru Sholikah, salah seorang pengurus LPTQ yang juga merupakan anggota DPRD Kota Semarang menegaskan supaya masing-masing bidang membuat perencanaan kegiatan dan anggaran.