Dalam acara tersebut, dimeriahkan oleh 108 stand UMKM dari berbagai sektor mulai dari sektor batik, makanan dan minuman, produk kerajinan, stand buku, dan sebagainya.
“Alhamdulillah ekonomi batik di Kota Pekalongan masih berjalan, walaupun dengan situasi dan kondisi yang semakin berkembang,” kata Achmad Afzan.
“Tantangan bukan hanya persaingan masuknya produk-produk luar negeri tetapi juga bagaimana Kota Pekalongan mempertahankan eksistensi dan mengelola limbah yang dihasilkan dari batik itu sendiri agar tidak mencemari lingkungan,” imbuhnya.
Tidak hanya pengelolaan limbah batik saja, lanjut dia, PR Kota Pekalongan adalah regenerasi pembatik, dimana harapannya anak-anak muda Kota Pekalongan tidak hanya mencintai batik, tetapi juga bisa tertarik menjadi seorang pembatik.
Pemkot Pekalongan sudah melakukan sejumlah upaya dalam menumbuhkan regenerasi pembatik ini diantaranya mengadakan lomba membatik untuk pelajar sekolah dari beragam jenjang pendidikan.