“Teman-teman BRT dan pihak ketiga sudah minta maaf, dan keluarga korban menyampaikan bahwa memang syok tetapi mengikhlaskan,” kata Iswar.
Terlebih, menurut Iswar, korban meninggalkan satu putra. Sehingga Pemerintah Kota Semarang memberikan empati kepada keluarga korban.
“Kita memberikan empati kepada keluarga dan kebetulan putranya beliau kan cuma satu. Juga sekarang lagi jadi guru di SD Negeri Klipang,” jelasnya.
Iswar mengatakan, jika perlu adanya evaluasi internal Trans Semarang, sehingga kejadian serupa tak terulang kembali.
“Memang perlu ada sebuah evaluasi terhadap tata kelola dari hulu ke hilir tentang persoalan karena sudah banyak keluhan,” pungkasnya.***