Pendapatan dari penjualan sampah ini akan semakin meningkat dengan adanya pelatihan seperti ini.
“Ketika dulu, orang mengumpulkan kertas, mengumpulkan botol, itu disebut profesinya sebagai apa? Mulung. Bakul rosok. Hari ini, kita berdiri dengan bangga, ‘Saya ini menyelamatkan bumi.’ Penjaga masa depan. Mari kita ceritakan itu,” kata Agustina.
Pada kesempatan tersebut, Agustina menjelaskan rencana dalam dua tahun ke depan, bahwa Kota Semarang akan memiliki teknologi pengolahan sampah yang dapat diubah menjadi energi listrik.
TPA Jatibarang dapat menampung minimal 1000 ton sampah per hari untuk diolah menjadi listrik. Salah satu fasilitas yang akan disediakan adalah insinerator, yang dapat meminimalkan bau sampah sehingga sangat bermanfaat bagi warga yang tinggal di sekitar TPA Jatibarang.
Selain itu, untuk mengubah persepsi negatif masyarakat terhadap kawasan TPA Jatibarang, akses menuju TPA namanya diubah menjadi Jalan YB Mangunwijaya.












