“Olah raga ini sebenarnya esensinya adalah pembangunan karakter. Supaya anak-anak ini punya pola hidup yang baik dan menjadi pribadi yang sportif,” jelasnya.
Ketiga, ia mendorong para atlet untuk terus berlatih setelah POPDA, demi mencapai prestasi yang lebih tinggi di masa depan.
Agustina juga meminta Dinas Pendidikan untuk mencari solusi agar para atlet pelajar tetap mendapatkan perhatian secara akademik meskipun tengah menjalani latihan intensif.
Agustina menilai bahwa kegiatan latihan dan sekolah yang berjalan bersamaan sering kali sulit diseimbangkan.
“Harus ada prioritas. Selama mereka akan bertanding, maka yang utama memang pelatihan. Tapi akademiknya juga jangan diabaikan, harus ada pola pendidikan khusus untuk para atlet ini,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pemuda dan Olah raga Kota Semarang, Fravarta Sadman, mengungkapkan bahwa tahun lalu kontingen Semarang berhasil menyabet juara umum tingkat SMA dan SMP, serta peringkat ketiga di tingkat SD.