Hal inipun diamini Agustina yang menyebut statement itu bukan sekadar kutipan melainkan jati diri yang mencerminkan keberanian, religiusitas, serta semangat untuk melawan ketidakadilan dan berpartisipasi aktif.
Agustina yang juga alumni Undip juga berbagi kisah tentang masa mudanya sebagai aktivis mahasiswa dan banyak memberi manfaat, pengalaman baginya.
Dari kampus Hayam Wuruk dan organisasi GMNI, ia belajar arti keberanian, kepekaan sosial, serta pentingnya dialektika dan pengambilan keputusan.
“Organisasi bukan sekadar rapat dan proposal, tapi jalan panjang yang penuh ketekunan dan ketabahan,” jelasnya.
Dirinya juga ingin memastikan bahwa kebijakan kota ke depan benar-benar menjawab kebutuhan pemuda, termasuk mahasiswa.
Sebagai Wali Kota perempuan, ia juga menegaskan pentingnya kepemimpinan yang bukan hanya hadir, tetapi membentuk arah dan menciptakan perubahan.